Tips cara Menangani emosi anak di usia balita yang sering mengamuk memang harus dengan cara yang tepat. Saat balita menangis meraung-raung, menjerit – jerit bahkan sampai melempar barang memang merupakan moment yang bisa membuat para orang tua khususnya ibu – ibu menjadi pusing bahkan tidak sedikit yang malah ikut emosi juga.
Perlu kesabaran ekstra dan trik yang tepat untuk bisa meredam emosi anak tanpa membuat emosi kita sebagai orang tua ikut terpancing. Tindakan kita untuk menenangkan mereka harus smart dan sebisa mungkin tidak meninggalkan memori masa kecil yang jelek untuk mereka, contohnya meninggalkan kesan bahwa kita adalah orang tua yang pemarah.
Jangan sampai emosi kita dan amarah kita lah yang malah terekam dalam memori kecil mereka saat kita berusaha menenangkan amarah anak anak. Merespon emosi anak dengan amarah juga akan mengajarkan kepada anak anak untuk melakukan hal yang sama.
Lalu langkah-langkah apa yang sebaiknya kita ambil untuk meredam emosi anak yang sering marah marah ?
Berikut ini beberapa saran dari seorang pakar perkembangan anak dari Amerika – Laurent Glorey – terkait cara penanganan dan pengendalian emosi pada anak balita yang smart dan mudah untuk bisa kita terapkan.
Baca Cepat
show
1. Ajak bicara dan mengungkapkan perasan mereka
Saat anak – anak sedang mengungkapkan emosi mereka melalu amarah dan reaksi berlebihan, cobalah untuk mengajak berbicara mereka secara perlahan-lahan dan tanyakan mengenai perasaan atau masalah apa yang ingin mereka ungkapkan.
Namun jika anak anak masih marah, dan belum mau mengungkapkan perasaan mereka, tunggulah sejenak hingga emosi mereka sedikit mereda. Mungkin ia butuh sedikit waktu untuk bisa diajak berbicara.
2. Dengarkan dan berikan respon dari apa yang mereka ungkapkan
Jika anak-anak sudah sedikit tenang dan mau mengungkapkan perasaan mereka. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik, pahami apa yang ingin mereka sampaikan. Berikan tanggapan dari apa yang mereka ungkapkan.
Setelah menemukan solusi dari permasalahan yang membuat emosi anak meningkat, jangan lupa untuk juga menyampaikan dan mengajarkan pada anak-anak bagaimana cara penyampaian emosi yang lebih baik.
Jelaskan bahwa penyampaian emosi dengan cara marah-marah berlebihan dan membanting barang bukanlah sesuatu yang baik dan sebaiknya jangan dilakukan lagi .
3. Beri kesempatan untuk menenangkan diri
Setelah atau jika anak anak belum mau berdiskusi, cobalah Tanyakan kepada anak anda apakah ia memerlukan waktu untuk sendiri.
Jika memang ia merasa perlu menenangkan diri dan tidak ingin diganggu dalam waktu sejenak, maka berilah ruang privasi kepadanya sejenak. Biarkan anak-anak mencoba melatih mengontrol emosi mereka dengan menenangkan diri.
Jangan lupa sampaikan juga bahwa kita sebagai orang tua selalu siap untuk mendengarkan dan siap menjadi teman diskusi jika ia memerlukan teman diskusi kapanpun juga setelah anak anak menenangkan diri.
4. Alihkan perhatian dan mood anak
Saat anak-anak dalam marah-marah cobalah untuk mengalihkan perhatian mereka dari apa yang membuat mereka marah pada saat itu sebelum ke arah diskusi.
Hal ini bertujuan untuk menenangkan terlebih dulu dan menurunkan emosi anak anak agar proses diskusi dua arah bisa berjalan lebih baik.
Berilah pengalihan perhatian saat meraka sedang marah marah dengan cara mengajak dan menawarkan mereka melakukan beberapa hal yang mereka sukai.
Misalnya seperti berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah, atau mencoba menawarkan makanan dan minuman favorit mereka, melakukan aktivitas santai bersama seperti bersepeda bersama , membaca buku atau mendengarkan musik yang mereka sukai.
5. Berikan pujian dan tunjukkan bahwa anda menyayangi mereka.
Saat anda sudah berhasil menenangkan emosi mereka, berilah sedikit pujian sebagai cara anda menyampaikan keberhasilan anak-anak dalam mengontrol emosi mereka.
Jangan lupa selalu sampaikan bahwa anda selalu siap mendengarkan dan selalu ada untuk anak anak di saat mereka memiliki masalah. Tunjukkan bahwa anda sangat menyayangi mereka dan yakinkan bahwa anda adalah orang tua yang terbaik untuk anak anak.